Dalam artikel yang ditulis oleh Neil Patel \”ChatGPT Versus Bard: Which Produces More Duplicate Content\”, dibahas mengenai eksperimen offline yang membandingkan kemampuan ChatGPT dan Bard dalam menciptakan konten unik. Eksperimen tersebut melibatkan penulisan 1000 artikel yang kemudian dianalisis untuk meneliti tingkat keunikannya.
Eksperimen tersebut menghasilkan temuan menarik. Dari sisi konten unik, Bard tampak memiliki keunggulan dengan 85.1% artikel yang dihasilkan bersifat unik, sedangkan ChatGPT mencapai 81.4%. Di sisi lain, ketika mempertimbangkan duplikasi konten, ChatGPT menghasilkan 18.6% artikel yang tergolong sebagai duplikat, sedangkan Bard hanya 14.9%.
Pentingnya peran manusia dalam modifikasi konten AI juga disorot dalam artikel ini. Meskipun baik ChatGPT maupun Bard memiliki kelebihan masing-masing, diungkapkan bahwa campur tangan manusia dalam memodifikasi konten AI dapat meningkatkan kualitas konten yang dihasilkan. Hal ini berhubungan dengan aspek E-E-A-T (Experience, Expertise, Authority, Trust) yang ditekankan oleh Google dalam penulisan konten.
Penelitian ini juga mengungkap hasil survei terhadap preferensi pembaca, di mana mayoritas responden tidak dapat membedakan apakah artikel dibuat oleh manusia atau oleh AI. Hasil survei menunjukkan bahwa dari 249 tanggapan, artikel Bard lebih disukai dalam 188 kasus, sementara artikel ChatGPT hanya dipilih dalam 61 kasus. Hal ini menggambarkan preferensi pembaca terhadap kualitas konten yang dihasilkan.
Sebagai kesimpulan, meskipun kedua platform AI ini memiliki kelebihan masing-masing, disarankan untuk tetap melibatkan campuran manusia dalam modifikasi konten AI guna mencapai kualitas yang lebih baik. Selain itu, fokus pada elemen E-E-A-T juga dianggap penting dalam penulisan konten yang berdaya saing. Artikel ini memberikan wawasan yang berharga bagi para pemasar konten dan praktisi SEO dalam mempertimbangkan pemanfaatan teknologi AI dalam strategi konten mereka.